Mirror

Mirror

Sabtu, 19 Maret 2011

Perjuangan Itu sia-sia

Perjuangan yang dilakukan para pahlawan tidaklah sia-sia karena mereka berhasil mengusir para penjajah dari bumi pertiwi ini. Tapi Tanah air yang kita cintai ini dijajah oleh bangsa sendiri yaitu "Mereka" yang duduk disinggahsana... Mereka yang membuat ibu pertiwi menangis karena melihat para pemimpin yang menyalahgunakan kekuasaannya untuk kepentingan pribadi dan golongan. Mereka tidak memikirkan rakyat kecil. Kelaparan,dan kemiskinan ada dimana-mana. Banyak anak yang putus sekolah karena mereka tidak memiliki biaya. Sehingga saat ini masih banyak anak-anak yg buta huruf. Mereka tidak memiliki kesempatan untuk mengapai cita-cita mereka karena tingginya biaya sekolah. Sedangkan mereka para pemimpin asyik menikmati fasilitas yang disediakan yang kata mereka membantu tugas mereka. Seharusnya mereka melakukan itu tanpa pamrih.. Lebih baik fasilitas tersebut untuk rakyat. Buat apa berlama-lama rapat kalau hanya debat kusir. Sedangkan rapat tersebut mengeluarkan dana yang cukup besar. Buat apa studi banding kalau hanya membuang-buang uang. Mereka dapat search di internet kalau ingin melihat keadaan negara lain, toh sekarang teknologi sudah canggih. Saya bangga dengan INDONESIA tapi saya tidak Bangga dengan para pemimpin yang menyalahgunakan kekuasaannya. Kenapa mereka para pemimpin hanya sibuk dengan "PENCITRAAN". Seorang pemipin seharusnya takut akan TUHAN karena apabila mereka takut dengan TUHAN mereka tidak melakukan hal yang merugikan rakyat.

BELENGGU

Saya kembali menyaksikan film RA Kartini..
Mungkin saat pertama kali menyaksikan film tersebut saya kurang memahami isi perjuangan RA Kartini. Kini saya mengerti dan sangat paham apa yang beliau impikan, cita-cita kan,dan perjuang kan. Beliau bukan hanya mengangkat martabat seoranng wanita tapi beliau mengajarkan keikhlasan dan tanggung jawab seorang wanita. Pada masa itu wanita terbelenggu dengan segala aturan, adat-istiadat yang dimana sangat merugikan kaum wanita. Wanita bagaikan bunga yang siap untuk dihisap sarinya. Kini belenggu itu sudah terlepas.... Tapi kini banyak wanita salah mengartikan "EMANSIPASI". Wanita sekarang lupa akan kodrat mereka sebagai seorang wanita, istri, dan seorang ibu. Mereka kini sibuk mengurus karir tanpa memikirkan suami dan anak-anaknya. Mereka menyerahkan tugas rumah tangga kepada pengurus rumah tangga. Mereka menyerahkan anak-anak mereka diasuh oleh baby sister. Saya yakin hal itu tidak diinginkan oleh seorang RA Kartini.